Banda Aceh, Gema Sumatra – Fenomena politik uang kembali mencuat di masa tenang kampanye Pilkada 2024.
Masa tenang Pilkada 2024 seharusnya menjadi waktu refleksi bagi pemilih.
Namun, sejumlah laporan dari Banda Aceh menyebutkan bahwa beberapa pasangan calon masih membagikan uang tunai kepada warga.
Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, uang yang di berikan bervariasi, mulai dari Rp200 ribu hingga Rp300 ribu, bahkan lebih.
Meskipun praktik politik uang sudah menjadi permasalahan yang sering terjadi dalam pemilu sebelumnya, kejadian ini menunjukkan bahwa tak semua elemen masyarakat terbebas dari budaya transaksional ini.
Survei dari Indikator menunjukkan bahwa toleransi terhadap politik uang cukup tinggi dalam pemilu kali ini.
Beberapa pemilih lebih cenderung menerima uang, meskipun mereka tetap memilih berdasarkan hati nurani.
Terkait hal ini, Irwan Djohan, seorang tokoh yang cukup dikenal di Banda Aceh, memberikan tanggapan santai.
Dalam sebuah video berdurasi 1,05 menit yang di lansir oleh Dialeksis.com, ia menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu ragu untuk menerima uang tersebut.
Menurutnya, praktik pemberian uang sudah menjadi bagian dari strategi kampanye yang sulit untuk dihindari.
“Ambil uangnya, tidak apa-apa. Mau bagaimana kita larang, itu memang sudah caranya mereka berkampanye,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan masyarakat agar tetap bijak dalam menentukan pilihan mereka saat pemungutan suara nanti.
Irwan menekankan bahwa tujuan utama Pilkada adalah memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif bagi kota Banda Aceh.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh politik uang, dan memilih berdasarkan visi dan misi calon yang jelas.
“Kami percaya masyarakat Banda Aceh sudah cerdas. Ambil uangnya kalau perlu, tapi pilihan tetap sesuai hati nurani,” lanjutnya.
Tantangan terhadap politik uang bukan hanya terjadi di Banda Aceh, namun juga menjadi perhatian di seluruh Indonesia.
Praktik ini menandakan adanya kesenjangan antara kampanye yang bersih dan praktik yang merusak integritas demokrasi.
Banyak pihak berharap bahwa masyarakat dapat memilih pemimpin dengan cermat dan tidak terjebak dalam jebakan materi sesaat.
Mengingat pentingnya peran pemilih dalam menentukan masa depan, setiap suara harus di pilih dengan penuh pertimbangan dan kesadaran akan dampaknya bagi kota dan negara.
Berbagai survei, termasuk dari Indikator, menunjukkan maraknya politik uang.
Namun, pemilih di Banda Aceh dan Indonesia di harapkan tetap cerdas dalam memilih pemimpin yang membawa perubahan nyata.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News