Kesehatan, Gema Sumatra – Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Setiap tahun, ribuan anak-anak kehilangan nyawa akibat penyakit ini.
Mengingat dampaknya yang besar, pemerintah Indonesia menetapkan target ambisius untuk menurunkan kematian balita akibat pneumonia hingga 50% pada tahun 2030.
Target ini mencakup peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, vaksinasi yang lebih luas, serta edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan deteksi dini pneumonia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia adalah infeksi paru-paru yang di sebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur.
Pada balita, pneumonia sering kali di sebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae atau infeksi virus seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Gejalanya meliputi batuk yang berlangsung lama, demam tinggi, sesak napas, dan penurunan nafsu makan.
Jika tidak di tangani dengan segera, pneumonia dapat menyebabkan komplikasi yang fatal.
“Pneumonia adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi anak-anak, terutama balita, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Pengobatan yang terlambat dapat berakibat fatal,” kata Dr. Andi Rachman, seorang ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Siloam.
Ia juga menambahkan bahwa dengan imunisasi yang tepat dan perawatan medis yang cepat, angka kematian akibat pneumonia dapat di tekan secara signifikan.
Pemerintah Indonesia berfokus pada distribusi vaksin pneumokokus yang dapat mencegah beberapa jenis pneumonia bakteri.
Vaksinasi ini sangat penting karena dapat mengurangi risiko infeksi berat pada balita.
Pemerintah juga melakukan pelatihan kepada tenaga medis untuk mengenali gejala pneumonia lebih cepat, serta menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik di daerah-daerah terpencil.
Orang tua dapat menjaga kebersihan lingkungan untuk melindungi anak dari pneumonia.
Selain itu, mereka perlu memastikan anak mendapat nutrisi cukup demi memperkuat daya tahan tubuhnya.
“Mengurangi faktor risiko seperti merokok di sekitar anak-anak dan memperbaiki kualitas udara dapat mengurangi kemungkinan terjangkit pneumonia,” jelas Dr. Andi.
Oleh karena itu, masyarakat juga di imbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak dan segera berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami gejala-gejala pneumonia.
Langkah-langkah preventif dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, di harapkan target 50% penurunan kematian balita dapat tercapai pada tahun 2030.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News