Rusia Siap Respons Jika Diserang Rudal ATACMS AS

Tindakan Hukum dan Dampak Politik

Ket foto: Rusia Siap Respons Jika Diserang AS (Sumber Foto: Instagram/sindonews)
Ket foto: Rusia Siap Respons Jika Diserang AS (Sumber Foto: Instagram/sindonews)

Headline, Gema Sumatra – Moskow telah mengeluarkan pernyataan keras mengenai kemungkinan penggunaan rudal jarak jauh ATACMS oleh Ukraina, yang dipasok oleh Amerika Serikat.

Rusia menegaskan akan mengambil tindakan nyata jika wilayahnya di serang menggunakan persenjataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut langkah itu sebagai bentuk keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik.

“Serangan semacam itu di wilayah Rusia akan menjadi bukti keterlibatan AS dan sekutunya dalam permusuhan terhadap Rusia,” tegas pernyataan resmi yang di lansir BBC, Selasa (19/11/2024).

Rudal ATACMS merupakan sistem yang di rancang untuk menyerang target strategis hingga jarak 300 kilometer.

Langkah AS untuk menyetujui pengirimannya di anggap oleh para pengamat sebagai perubahan besar dalam pendekatan Washington terhadap perang Ukraina.

Lihat Juga:  Suami dan 50 Pria Divonis dalam Kasus Pemerkosaan di Prancis

Presiden Joe Biden di laporkan telah memberikan lampu hijau atas penggunaan rudal ini sebelum masa jabatannya berakhir.

Namun, Gedung Putih sejauh ini menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Langkah ini memicu kritik tajam dari Rusia.

Presiden Vladimir Putin menyebut pengiriman rudal tersebut sebagai keputusan keliru yang akan memperburuk situasi di medan perang.

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Putin mengatakan bahwa rudal itu hanya akan menambah penderitaan di Ukraina dan meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih besar.

“Sistem seperti ATACMS tidak akan mengubah jalannya perang, tetapi hanya meningkatkan risiko korban jiwa,” ujar Putin, seperti di kutip The Moscow Times.

Beberapa analis keamanan menilai bahwa langkah ini berpotensi meningkatkan ketegangan global.

Lihat Juga:  Walkout Erdogan Saat Prabowo Berpidato di KTT D-8, Ini Faktanya

“Keputusan AS mendukung Ukraina, tetapi berisiko memicu konfrontasi langsung NATO dengan Rusia,” kata John Smith dari Harvard Kennedy School.

Pada saat yang sama, tekanan internasional terhadap Rusia semakin meningkat.

Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas dugaan kejahatan perang, termasuk serangan terhadap warga sipil di Ukraina.

Langkah ini di nilai sebagai upaya mempersempit ruang gerak diplomatik Moskow di tengah konflik yang terus berkecamuk.

Moskow juga menekankan bahwa penggunaan rudal ini oleh Ukraina akan membuka babak baru dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 20 bulan.

Langkah tersebut tidak hanya melibatkan aspek militer, tetapi juga membawa dampak geopolitik yang luas.

Lihat Juga:  Zelenskyy Rencanakan Keanggotaan NATO untuk Akhiri Perang

Dengan Joe Biden yang segera lengser, masa depan kebijakan AS terhadap perang Ukraina-Rusia masih belum pasti.

Para pengamat juga mempertanyakan apakah perubahan kebijakan ini dapat membawa dampak positif atau justru memperpanjang konflik.

“Amerika harus mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari langkah ini,” ungkap Robert Clark, peneliti di Brookings Institution.

Dalam setiap eskalasi, risiko bagi dunia meningkat, dan langkah yang salah dapat membawa konsekuensi global yang tidak terduga.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *