Headline, Gema Sumatra – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi pada awal November 2024.
Letusan dahsyat ini menewaskan 10 orang dan menyebabkan puluhan bangunan terbakar, memaksa ribuan warga mengungsi.
Pemerintah setempat segera meningkatkan status gunung menjadi ‘Awas’, yang menunjukkan potensi bahaya lebih lanjut.
Seorang pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan, “Prioritas utama kami adalah evakuasi warga dan penyediaan kebutuhan darurat.”
Bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan tenda telah dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Erupsi ini menggambarkan kerentanan daerah terhadap bencana vulkanik.
Menurut seorang ahli vulkanologi, tanda-tanda peningkatan aktivitas sudah terlihat dalam beberapa hari terakhir.
“Pemantauan ketat penting untuk mengantisipasi letusan lanjutan,” ungkapnya.
Warga yang selamat menggambarkan detik-detik letusan dengan penuh kepanikan.
“Kami mendengar gemuruh yang begitu keras, lalu awan panas mengarah ke desa,” cerita seorang penduduk.
Upaya evakuasi dan tanggap darurat pun berjalan dengan cepat untuk meminimalisir risiko lebih lanjut.
Dinas Kesehatan juga telah menyiagakan petugas untuk mencegah penyebaran penyakit di lokasi pengungsian.
Bantuan dari berbagai lembaga kemanusiaan ikut mengalir ke daerah bencana.
Selain itu, para ahli menyarankan masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas lokal, mengingat status gunung masih berpotensi memicu letusan susulan.
Pemerintah daerah dan nasional terus berkoordinasi untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat.
Menurut data resmi, jumlah pengungsi diperkirakan mencapai lebih dari seribu orang, dengan fokus distribusi logistik di lokasi-lokasi strategis.
Ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan serta pengelolaan bencana di wilayah rawan aktivitas vulkanik.
Erupsi Gunung Lewotobi ini menambah daftar panjang bencana gunung berapi di Indonesia, negara yang terletak di Cincin Api Pasifik.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati zona berbahaya sejauh 5 km dari puncak.
“Saya kehilangan rumah, tetapi keselamatan keluarga lebih penting,” ujar seorang warga yang mengungsi.
Respon cepat otoritas menunjukkan pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Dengan kondisi yang dinamis, pembaruan informasi terus disampaikan untuk menjaga warga tetap aman.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News