Gema Sumatra, 29 Agustus 2024 – Kanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan bagi perempuan.
Penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala awal yang jelas, sehingga dokter sulit mendeteksinya sebelum mencapai stadium lanjut.
Salah satu contoh tragis dari dampak kanker ovarium adalah meninggalnya Shella Selpi Lizah, seorang selebgram dan konten kreator yang dikenal luas di media sosial.
Setelah tiga tahun berjuang melawan kanker ovarium, Shella akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada akhir Agustus 2024.
Kanker ovarium, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi perempuan dan bertanggung jawab atas produksi sel telur.
Para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab pasti kanker ini, tetapi faktor-faktor seperti genetika, usia, dan riwayat keluarga dapat meningkatkan risikonya
Mutasi genetik, terutama pada gen BRCA1 dan BRCA2, juga dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan mengembangkan kanker ovarium.
Gejala kanker ovarium sering kali samar-samar dan bisa disalahartikan sebagai kondisi lain.
Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk kembung, nyeri panggul, cepat merasa kenyang saat makan, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
erkadang, dokter baru mendiagnosis kanker ovarium pada tahap lanjut karena gejalanya mirip dengan kondisi umum lainnya, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit.
Shella Selpi Lizah adalah salah satu pejuang kanker ovarium yang kisahnya menginspirasi banyak orang.
Sebagai selebgram, Shella aktif membagikan perjuangannya melawan kanker di media sosial, menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi penyakit ini.
Namun, setelah berjuang selama tiga tahun, Shella menyerah pada penyakitnya
Sebelum meninggal, Shella sempat menyampaikan pesan terakhir kepada suaminya, sebuah momen yang sangat mengharukan bagi semua yang mengikuti perjalanan mereka.
Kepergian Shella tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, tetapi juga bagi pengikutnya yang merasa kehilangan sosok inspiratif.
Meningkatkan kesadaran tentang kanker ovarium sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini lebih awal.
Dokter menyarankan perempuan dengan risiko tinggi untuk menjalani pemeriksaan rutin dan mengambil tindakan pencegahan.
Mereka juga merekomendasikan tes genetik dan penggunaan kontrasepsi tertentu untuk mengurangi risiko kanker ovarium.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.