Gaya Hidup, Gema Sumatra – Irvina Zainal sangat marah mengetahui putrinya, Kimberly Rider, di duga menjadi korban KDRT.
Dia bertekad mendukung Kimberly dalam proses pemulihan dari pengalaman traumatis ini.
KDRT tersebut di laporkan telah terjadi sejak 2019, namun Kimberly tidak segera menceritakan hal ini kepada ibunya.
Irvina baru menyadari ada dugaan KDRT tersebut beberapa waktu yang lalu.
“Kalau dia ceritanya sudah tahun 2019, oh, finish (hubungan Kimberly dan Edward),” kata Irvina saat di temui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Emosinya sangat terlihat ketika ia mengungkapkan rasa marahnya, menggambarkan perasaannya seolah ada “api” yang membara di atas kepalanya.
Kemarahan Irvina mencerminkan kepeduliannya sebagai seorang ibu.
Ia merasa terpukul mengetahui bahwa putrinya harus menghadapi situasi sulit dan berbahaya seperti itu.
Dalam momen emosional tersebut, Irvina mengekspresikan perasaannya yang campur aduk, antara kemarahan dan rasa syukur.
Meskipun merasakan kemarahan yang sangat dalam, Irvina tetap bersyukur karena putrinya berhasil keluar dari hubungan yang menyakitkan tersebut.
Ia menyatakan, “Alhamdulillahnya anak saya selamat,” yang menunjukkan bahwa keprihatinannya tidak hanya untuk kondisi Kimberly saat ini, tetapi juga harapannya agar putrinya dapat pulih sepenuhnya dari pengalaman pahit ini.
Sikap Irvina mencerminkan keteguhan hati seorang ibu yang berjuang untuk melindungi anaknya.
Ia bertekad untuk mendampingi Kimberly melalui masa-masa sulit ini.
Dalam langkah hukum, Kimberly telah melayangkan gugatan cerai terhadap suaminya, Edward, di Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
Selain itu, ia juga melaporkan Edward atas dugaan penggelapan mobil.
Terungkapnya kasus KDRT ini menambah beban dalam hubungan mereka yang telah rumit.
Irvina mengharapkan agar putrinya mendapatkan keadilan dan perlindungan dari situasi yang menyakitkan ini.
Kasus ini mencuat ke permukaan dan menarik perhatian publik, terutama terkait dengan pentingnya kesadaran terhadap KDRT yang sering kali tidak terlihat.
Banyak individu yang mungkin mengalami kekerasan di dalam rumah tangga, namun tidak berani berbicara atau melaporkannya.
Dengan terungkapnya kasus ini, di harapkan masyarakat akan lebih peka terhadap isu KDRT.
Dukungan terhadap korban sangat penting agar mereka dapat mengambil langkah demi keselamatan dan kesejahteraan.
Di tengah kemarahan dan kesedihan, Irvina mengingatkan semua orang tentang pentingnya untuk tidak mengabaikan tanda-tanda KDRT.
Ia berharap, pengalaman Kimberly bisa menjadi pelajaran bagi orang lain agar lebih berhati-hati dan tidak ragu untuk berbicara jika mereka mengalami hal yang serupa.
Irvina merasa bahwa sudah saatnya masyarakat bersatu melawan KDRT dan memberikan dukungan bagi korban agar mereka dapat menemukan jalan keluar dari siklus kekerasan.
Kimberly berbagi pengalamannya untuk memberi harapan kepada wanita lain.
Ia menunjukkan bahwa tidak ada yang sendirian dalam menghadapi KDRT.
Keberaniannya menginspirasi banyak orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.