Gaya Hidup, Gema Sumatra – Lizardo Gumay, eks Komandan Distrik Militer (Dandim) Makassar, menjadi pusat perhatian setelah tersandung kasus perselingkuhan yang menyeretnya ke ranah hukum.
Ia di duga menjalin hubungan dengan istri seorang dokter di Makassar, yang dibuktikan melalui rekaman CCTV di sebuah hotel.
Skandal ini tidak hanya mencoreng nama pribadi Lizardo, tetapi juga menciptakan polemik di kalangan masyarakat dan institusi TNI.
Seorang dokter yang menjadi suami dari perempuan tersebut melaporkan hubungan terlarang itu kepada pihak berwenang, meskipun ia mengaku mengalami intimidasi dan tekanan psikologis setelah melayangkan laporan.
Menurut keterangan dari pelapor, rekaman CCTV menjadi bukti kunci yang memperlihatkan interaksi antara Lizardo dan istrinya di lokasi yang mencurigakan.
“Saya ingin keadilan di tegakkan, bukan untuk menjatuhkan seseorang, tetapi agar integritas hukum tetap terjaga,” ujar dokter tersebut kepada wartawan.
Pernyataan ini mencerminkan harapannya agar kasus ini dapat diselesaikan secara transparan.
Sementara itu, pihak Kodam telah memastikan bahwa Lizardo akan menghadapi proses hukum sesuai aturan yang berlaku.
Sebagai tindak lanjut, Lizardo kini telah di tetapkan sebagai tersangka.
Ia menghadapi tuduhan pelanggaran etika militer sekaligus tindak pidana.
Seorang pakar hukum militer, Dr. Arief Widodo, menjelaskan, “Dalam kasus seperti ini, tidak hanya aspek moral yang menjadi perhatian, tetapi juga bagaimana penegakan hukum terhadap prajurit TNI di atur secara tegas.”
Kasus ini juga mengangkat perhatian publik terhadap tanggung jawab moral dan profesional pejabat militer.
Beberapa pihak mempertanyakan bagaimana seorang dengan rekam jejak karier yang cemerlang bisa terjerat kasus semacam ini.
Lizardo sebelumnya di kenal memiliki reputasi baik di TNI dan di anggap sebagai pemimpin yang inspiratif.
Namun, skandal ini membalikkan persepsi tersebut secara drastis.
Di sisi lain, pelapor mengaku menerima tekanan dari berbagai pihak yang memintanya untuk mencabut laporan.
Namun, ia bersikeras melanjutkan proses hukum demi prinsip keadilan.
“Banyak yang mencoba menekan saya, tetapi ini bukan soal personal. Ini soal integritas dan kebenaran,” tegasnya.
Kasus ini mengundang diskusi luas di masyarakat mengenai pentingnya akuntabilitas di kalangan pejabat publik.
Pakar sosial, Dr. Nuraini Rahmat, mengatakan bahwa skandal ini adalah pengingat bagi semua pihak, terutama mereka yang berada di posisi kekuasaan, untuk tetap menjaga nilai-nilai moral.
“Publik membutuhkan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas tinggi dalam setiap aspek kehidupan,” ujarnya.
Sebagai penutup, publik berharap hukum di tegakkan dengan adil tanpa ada intervensi.
Skandal ini menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi Lizardo, tetapi juga bagi institusi militer yang menaunginya.
Masyarakat menunggu langkah tegas yang dapat memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News