Nusantara, Gema Sumatra – Balai Bahasa Aceh dan Ikatan Duta Bahasa (Ikadubas) Provinsi Aceh menyelenggarakan kegiatan literasi di Pulo Nasi, Aceh Besar.
Acara ini berlangsung dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra 2024 dan berhasil menggugah semangat masyarakat setempat.
Acara ini berlangsung pada 23-24 Oktober 2024 dengan tema
“Semarak Bulan Bahasa Ujung Barat Nusantara.” Kegiatan ini menargetkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga warga setempat, untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap bahasa dan literasi.
Ketua Ikadubas Aceh, Syukrullah S.Ag., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya nyata untuk menyebarkan budaya literasi hingga ke pelosok-pelosok Aceh.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat Pulo Nasi dapat memahami betapa pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi adalah jendela dunia, dan kami ingin membuka jendela itu hingga ke pelosok negeri,” ujar Syukrullah.
Pernyataan ini menunjukkan komitmen Ikadubas untuk meningkatkan kesadaran literasi di daerah yang kurang terlayani.
Kedatangan Ikadubas Aceh di sambut antusias oleh warga setempat.
Tokoh masyarakat, Awaluddin, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kehadiran Ikadubas.
“Ini adalah pertama kalinya kami menerima kegiatan sebesar ini yang membawa dampak positif bagi anak-anak kami. Kegiatan ini memberikan dorongan bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan mengembangkan kemampuan literasi mereka,” kata Awaluddin.
Acara ini tidak hanya memperkenalkan literasi, tetapi juga mencakup pemberian buku kepada para pelajar di SMA Negeri 1 Pulo Aceh serta anak-anak di Desa Deudap.
Buku-buku yang di bagikan mencakup berbagai genre, dari sastra klasik hingga buku cerita anak-anak berbahasa daerah.
Program ini merupakan bagian dari revitalisasi bahasa lokal.
Syukrullah menjelaskan, “Penting bagi kita untuk merawat bahasa daerah sebagai bagian dari identitas bangsa. Dengan membaca dan memahami bahasa ibu, kita sedang menjaga akar budaya kita sendiri.”
Kegiatan literasi seperti ini memiliki dampak jangka panjang bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Menurut data dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam budaya baca yang rendah, sehingga kegiatan semacam ini sangat penting.
Menurut Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, “Literasi adalah kunci untuk membuka peluang. Setiap buku yang dibaca dapat menumbuhkan pemikiran kritis dan kreatif dalam diri seseorang.”
Dengan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam literasi, kegiatan ini berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih berpengetahuan.
Di harapkan, melalui acara ini, kesadaran literasi di Aceh dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang nyata bagi generasi muda.
Literasi tidak hanya sekadar keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga merupakan alat untuk mengakses pengetahuan dan informasi yang lebih luas.
Dengan langkah positif ini, masyarakat di Pulo Nasi dapat lebih menghargai dan memahami pentingnya literasi sebagai landasan untuk masa depan yang lebih cerah.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News