Sumatra Utara, Gema Sumatra – Banjir yang melanda Kota Medan akibat luapan sungai kini mulai surut, memberikan kesempatan kepada warga untuk kembali ke rumah mereka dan memulihkan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, banjir ini memengaruhi 24.874 warga di 18 kelurahan.
Sebanyak 5.907 jiwa dari 1.843 kepala keluarga sebelumnya terpaksa mengungsi akibat tingginya genangan yang merendam 1.699 rumah di sembilan kecamatan.
Kondisi saat ini menunjukkan penurunan debit air di sebagian besar wilayah terdampak, memungkinkan warga memulai proses pembersihan rumah yang di penuhi lumpur dan sampah.
Namun, tantangan besar masih di hadapi, terutama terkait kerusakan infrastruktur dan kebutuhan logistik pascabencana.
Seorang warga Kelurahan Helvetia, Indah, menyatakan,
“Kami bersyukur air sudah surut, tetapi lumpur dan sampah membuat pembersihan menjadi sangat berat. Kami berharap ada bantuan alat kebersihan dari pemerintah.”
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, menyebutkan bahwa permasalahan ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga oleh buruknya sistem drainase di Medan.
“Ketika hujan berhenti, seharusnya air segera surut. Namun, tata kelola drainase yang buruk memperburuk situasi,” ujarnya.
Firdaus juga menyoroti pentingnya percepatan pembangunan Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang.
Bendungan yang memiliki kapasitas tampung 22 juta meter kubik ini di rancang untuk mengurangi 60 persen potensi banjir di Medan.
Pemerintah Kota Medan telah melakukan langkah darurat, seperti pendistribusian bantuan logistik bagi korban banjir dan pengaktifan posko bencana.
Namun, tantangan lebih besar adalah mengatasi permasalahan jangka panjang.
Perbaikan drainase menjadi prioritas utama agar air tidak tergenang terlalu lama setelah hujan reda.
“Kami mengimbau pemerintah untuk tidak hanya fokus pada penanganan pascabencana, tetapi juga membangun infrastruktur pencegah banjir yang berkelanjutan,” ujar Dedi Susanto, seorang pakar lingkungan dari Universitas Sumatera Utara.
BMKG mengingatkan bahwa potensi curah hujan tinggi masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan di Sumatera Utara.
Masyarakat di imbau untuk tetap waspada dan memantau informasi cuaca terkini.
Selain itu, edukasi tentang mitigasi banjir juga sangat di perlukan, terutama di wilayah yang menjadi langganan banjir seperti Medan.
“Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk mengurangi dampak bencana,” ujar Dedi.
Dengan curah hujan yang masih mengancam, langkah cepat dan tepat dari pihak terkait di harapkan mampu meminimalkan risiko banjir berikutnya, sekaligus memberikan rasa aman bagi warga yang baru saja menghadapi situasi sulit.
Langkah mitigasi yang terencana menjadi kunci untuk menghindari bencana serupa di masa mendatang.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News