Star Energy Investasi US$346 Juta, Tambah 102,6 MW

Proyek dan Peningkatan Kapasitas

Ket foto: Star Energy Geothermal (Sumber Foto: Instagram/fakta.indo)
Ket foto: Star Energy Geothermal (Sumber Foto: Instagram/fakta.indo)

Nasional, Gema Sumatra – Star Energy Geothermal (SEG), anak usaha dari PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), kembali melangkah besar dalam upaya mempercepat transisi Indonesia ke energi bersih.

Dalam langkah terbarunya, SEG mengalokasikan investasi sebesar US$346 juta atau sekitar Rp5,5 triliun untuk meningkatkan kapasitas pembangkit energi panas bumi di beberapa unit.

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 102,6 MegaWatt (MW), yang di harapkan dapat memperkuat posisi SEG di pasar energi terbarukan global.

Investasi yang dilakukan oleh SEG meliputi dua jenis proyek utama: retrofitting pada unit-unit pembangkit yang sudah ada, dan penambahan kapasitas pada unit baru.

Penambahan kapasitas terbesar akan dilakukan pada Salak Unit 7, yang akan menambah 40 MW, serta Wayang Windu Unit 3 yang akan menambah 30 MW.

Lihat Juga:  Utang Rp25 Triliun, Sritex Berjuang Pulihkan Bisnis

Retrofit pada beberapa unit, seperti Salak Unit 4, 5, dan 6, akan menambah kapasitas masing-masing 7,2 MW.

Sementara itu, Wayang Windu Unit 1 dan 2 akan menambah kapasitas sebesar 18,4 MW.

Unit Drajat juga akan mengalami peningkatan kapasitas sebesar 7 MW.

Dengan penambahan kapasitas tersebut, SEG memproyeksikan kapasitas total unit Salak akan meningkat menjadi 428,2 MW, Wayang Windu menjadi 278,9 MW, dan Drajat menjadi 281,5 MW.

SEG berencana mengembangkan kapasitas energi hingga 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Drajat.

Ini akan memperkuat kontribusi mereka dalam penyediaan energi terbarukan.

Hal ini menunjukkan komitmen SEG untuk terus mengembangkan potensi energi panas bumi yang ramah lingkungan dan efisien.

Hendra Tan, CEO BREN, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas energi terbarukan.

Lihat Juga:  Lamek Dowansiba Minta Uji Kembali Program Transmigrasi Papua

Proyek ini juga mendukung Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

“Dengan investasi ini, SEG ingin memperkuat kontribusinya dalam transisi energi bersih yang lebih ramah lingkungan, serta mendukung ketahanan energi nasional,” kata Hendra dalam sebuah pernyataan pers yang di terbitkan pada September 2024.

Tan menambahkan bahwa peningkatan kapasitas pembangkit energi panas bumi ini bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil.

Hal ini di harapkan dapat mengurangi emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Langkah SEG sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.

Pemerintah juga berfokus pada alih energi dari fosil ke sumber energi terbarukan.

Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060.

Lihat Juga:  Jokowi Sebut Impor Beras Penyebab Kenaikan Harga

Pengembangan energi panas bumi menjadi kunci dalam strategi mencapai target tersebut.

Energi panas bumi di anggap solusi energi terbarukan yang andal.

Indonesia memiliki potensi sumber daya geotermal terbesar di dunia.

Investasi besar ini akan meningkatkan kapasitas energi bersih secara signifikan.

Selain itu, perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini juga menunjukkan komitmennya untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan solusi energi berkelanjutan.

SEG akan semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor energi panas bumi global setelah proyek ini selesai.

Oleh karena itu, kontribusi besar bagi pembangunan energi hijau di Indonesia akan terwujud melalui peningkatan kapasitas energi bersih tersebut.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *