Aceh Utara, Gema Sumatra – Petani di kawasan Krueng Pase, khususnya Gampong Masjid, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, memulai musim tanam dengan tantangan besar.
Petani di Krueng Pase mengandalkan air hujan dan pompanisasi dari aliran sungai untuk mengairi sawah mereka.
Kerusakan Bendung Daerah Irigasi (DI) Krueng Pase yang belum selesai direhabilitasi memaksa mereka mencari sumber air alternatif.
Perbaikan bendung ini telah tertunda selama empat tahun, menyebabkan para petani harus bergantung pada curah hujan dan alternatif lainnya agar tanaman mereka tetap bisa tumbuh.
Namun, ketergantungan pada air hujan tidak dapat di jadikan solusi jangka panjang, terutama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
Zulfikar Mulieng, Ketua Gerakan Pemuda Berusahatani (GEPEUBUT) Aceh, menyampaikan bahwa pompanisasi menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia saat ini.
Pompa tersebut menggunakan aliran sungai untuk mengairi sawah, namun sangat di pengaruhi oleh intensitas hujan.
Jika hujan turun sedikit, volume air akan berkurang, dan ini menghambat distribusi air ke lahan pertanian.
Zulfikar menekankan pentingnya percepatan perbaikan Bendung DI Krueng Pase sebagai satu-satunya solusi permanen agar petani dapat kembali memanfaatkan sistem irigasi secara optimal.
Bendung DI Krueng Pase merupakan infrastruktur vital bagi ratusan hektar sawah di wilayah tersebut.
Sayangnya, sejak kerusakan terjadi, proyek rehabilitasi yang berada di bawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I belum dapat di selesaikan.
BWS menjanjikan bahwa perbaikan akan rampung pada Januari 2025.
Sambil menunggu penyelesaian ini, para petani terus berupaya menjaga produktivitas mereka dengan berbagai cara alternatif, meski efisiensinya terbatas.
Jika bendungan ini tidak segera diperbaiki, hasil panen para petani di Krueng Pase akan semakin menurun.
Penurunan hasil panen tersebut akan berdampak negatif pada kesejahteraan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, GEPEUBUT terus mengadvokasi perbaikan infrastruktur ini kepada pemerintah dan pihak terkait agar janji mereka bisa segera terealisasi.
Meski saat ini pompanisasi membantu, kebutuhan akan bendung irigasi yang berfungsi dengan baik sangat mendesak untuk menjamin ketahanan pangan di Aceh Utara.
Ekspektasi petani tinggi, karena bendung ini tidak hanya sekadar infrastruktur, melainkan urat nadi kehidupan pertanian di kawasan tersebut.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.