[Aceh, Gema Sumatra]. Perusahaan teknologi raksasa seperti Tesla, Microsoft, Apple, dan Google dalam setahun ini kompak memilih Malaysia sebagai tujuan utama investasi mereka.
Langkah ini menimbulkan pertanyaan mengapa Indonesia, dengan potensi ekonomi besar dan sumber daya alam melimpah, tidak menjadi pilihan utama mereka.
Stabilitas sosial dan politik, serta faktor-faktor lain, menjadi alasan yang mendasari keputusan ini.
Awal Juni ini, Google mengumumkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 32 triliun di Malaysia.
Selain itu, Investasi ini berguna untuk membangun pusat data dan “wilayah cloud” pertama mereka di Asia Tenggara. Indonesia,
Meskipun menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan memiliki populasi lebih dari 270 juta jiwa, masih kesulitan menarik minat perusahaan multinasional.
administrasi yang Rumit
Proses perizinan di Indonesia terlalu rumit dan memakan waktu lama. Menurut laporan Ease of Doing Business 2020 dari Bank Dunia,
Terlebih lagi, Indonesia berada di peringkat 73 dari 190 negara dalam hal kemudahan berbisnis. Birokrasi yang kompleks dan berbelit-belit menjadi kendala utama bagi investor asing.
Ketidakpastian Regulasi
Perubahan regulasi yang sering tidak terduga dan inkonsisten menciptakan ketidakpastian bagi perusahaan multinasional.
Contohnya, revisi UU Ketenagakerjaan dan perpajakan yang penerapannya tanpa konsultasi dengan pelaku industri menimbulkan ketidakpastian hukum dan risiko bisnis yang tinggi.
Sementara itu, Banyak perusahaan multinasional mengeluhkan kurangnya tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi.
Menurut laporan Global Competitiveness Report 2019 dari World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 50 dari 141 negara dalam hal kualitas pendidikan dan pelatihan.
Disisi lain, Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, terdapat beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan minat dari investor asing, seperti teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur. (*/TAL)
Editor: Azlan Shah Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News