Infeksi DBD Bisa Terulang dengan Risiko Lebih Besar

Miskonsepsi Kebal Setelah Infeksi DBD serta Pentingnya Pencegahan dan Vaksinasi

Ket foto: Penyakit DBD, Ilustrasi/Gema Sumatra
Ket foto: Penyakit DBD, Ilustrasi/Gema Sumatra

Gema Sumatra, 09 September 2024 – Masyarakat sering salah paham tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai salah satu penyakit menular.

Banyak yang menganggap bahwa seseorang yang pernah terinfeksi DBD akan kebal seumur hidup.

Padahal, ada empat serotipe virus dengue, yaitu DEN-1 hingga DEN-4.

Artinya, seseorang yang pernah terinfeksi satu jenis serotipe dengue tetap bisa terkena infeksi ulang dengan jenis serotipe yang berbeda.

Bahkan, infeksi ulang ini dapat menimbulkan risiko yang lebih parah, seperti demam berdarah yang lebih serius atau sindrom syok dengue​.

Kekeliruan ini menjadi salah satu tantangan dalam mengedukasi masyarakat mengenai DBD.

Infeksi ulang dengan serotipe virus yang berbeda dapat memicu tubuh untuk merespons secara berlebihan.

Lihat Juga:  Kendaraan yang Dilarang Mengisi BBM Subsidi Mulai Oktober

Reaksi ini dikenal sebagai Antibody-Dependent Enhancement (ADE).

ADE terjadi ketika antibodi dari infeksi sebelumnya malah memperburuk kondisi pasien yang terinfeksi serotipe dengue yang berbeda.

Infeksi ulang sering kali menjadi lebih berbahaya di bandingkan infeksi pertama karena respons tubuh yang lebih agresif.

Reaksi ini memperburuk gejala yang di alami pasien.

Pencegahan menjadi hal yang sangat krusial dalam menghadapi ancaman DBD.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah melalui vaksinasi.

Vaksin dengue telah tersedia di Indonesia dan direkomendasikan untuk anak-anak hingga orang dewasa berusia 6 hingga 45 tahun.

Organisasi kesehatan, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), mendukung penggunaan vaksin ini sebagai langkah preventif yang penting.

Lihat Juga:  Xiaomi 14T Pro Resmi Diluncurkan di Indonesia

Vaksinasi tidak hanya penting bagi mereka yang belum pernah terinfeksi, tetapi juga bagi mereka yang sudah pernah terkena DBD.

Meskipun begitu, vaksin hanya dapat diberikan setelah konsultasi dengan dokter dan sesuai dosis yang dianjurkan.

Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD.

Menghindari genangan air dan rutin menggunakan obat nyamuk juga sangat penting dalam mengurangi risiko infeksi.

Pemerintah terus menggelar kampanye pencegahan dan edukasi tentang bahaya DBD di berbagai daerah di Indonesia.

Pemerintah dan organisasi kesehatan bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan kolektif.

Beberapa kota besar bahkan sudah meluncurkan program kampanye seperti “Langkah Bersama Cegah DBD,” yang bertujuan untuk menekan angka penyebaran DBD melalui vaksinasi dan pengendalian lingkungan​.

Lihat Juga:  Kontroversi Menjelang Final Miss Universe Indonesia 2024

Kasus DBD yang terus meningkat di berbagai wilayah mendorong masyarakat untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan.

Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk meningkatkan upaya preventif.

Selain itu, masyarakat perlu berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengikuti anjuran kesehatan terkait vaksinasi.

Kesadaran bahwa infeksi ulang dapat terjadi dan bahkan lebih berbahaya harus menjadi fokus utama edukasi kepada masyarakat​.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *