Nasional, Gema Sumatra – PT Pertamina secara resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, termasuk Pertamax, mulai 1 Oktober 2024.
Langkah ini di ambil sebagai respons terhadap penurunan harga minyak dunia yang berlangsung dalam beberapa minggu terakhir.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan konsumen dapat merasakan manfaat langsung dari penurunan harga BBM di tengah kondisi pasar energi yang terus berubah.
Penyesuaian harga ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong kestabilan ekonomi di sektor energi.
Pertamax yang sebelumnya di jual dengan harga Rp14.000 per liter, kini turun menjadi Rp13.500 per liter.
Penurunan ini berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Indonesia, dengan variasi harga di beberapa wilayah akibat perbedaan pajak daerah dan biaya distribusi.
Tidak hanya Pertamax, produk lain seperti Pertamax Turbo juga mengalami penurunan harga.
Konsumen kini dapat memilih bahan bakar berkualitas lebih tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.
Namun, penurunan harga ini tidak berlaku untuk BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.
Pemerintah mempertahankan harga bahan bakar agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
Sektor-sektor tertentu juga terus menerima dukungan dengan harga bahan bakar yang stabil.
Selain Pertamina, penyedia BBM lainnya seperti Shell dan BP juga melakukan penyesuaian harga untuk bersaing di pasar yang kompetitif.
Harga BBM setara Pertamax di Shell berkisar Rp14.000 per liter, sedikit lebih tinggi di bandingkan Pertamax di Pertamina.
Sementara BP menawarkan harga yang lebih rendah di beberapa daerah, mencoba menarik konsumen dengan promosi dan layanan tambahan di SPBU mereka.
Masyarakat sangat antusias menyambut penurunan harga BBM.
Para pengendara merasakan langsung pengurangan biaya operasional harian.
Pengusaha di sektor logistik dan transportasi juga diharapkan dapat mengoptimalkan pengurangan biaya operasional, meskipun sebagian besar dari mereka menggunakan BBM bersubsidi.
Pertamina mengambil langkah untuk menstabilkan pasar energi dalam negeri.
Perusahaan juga berupaya menjaga daya saing di tengah kompetisi dengan perusahaan asing.
Dengan harga BBM yang kompetitif mendorong peningkatan konsumsi.
Peningkatan ini berdampak positif pada perekonomian nasional.
Secara keseluruhan, penurunan harga BBM ini menjadi angin segar bagi konsumen, meskipun sebagian masyarakat masih menantikan penyesuaian harga pada BBM bersubsidi.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.