Nasional, Gema Sumatra – BMKG, melalui Kepala Dwikorita Karnawati, memproyeksikan puncak musim hujan di Indonesia terjadi pada November 2024 hingga Februari 2025.
Sebanyak 43,4% wilayah di prediksi mengalami intensitas hujan tinggi pada November-Desember 2024, meliputi Sumatera, Kalimantan, dan pesisir selatan Jawa.
Pada Januari-Februari 2025, puncak musim hujan akan berpindah ke Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Dwikorita menjelaskan bahwa meskipun curah hujan di perkirakan normal, ada 249 zona musim dengan curah hujan di atas rata-rata, yang meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
“Fenomena suhu permukaan laut yang hangat dapat memicu cuaca ekstrem, sehingga penting bagi masyarakat untuk tetap waspada,” ungkapnya.
Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, menjadi ancaman serius selama periode ini. ‘
BMKG mengingatkan bahwa kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas harian masyarakat dan infrastruktur.
Selain itu, dampaknya juga di rasakan pada sektor ekonomi dan kesehatan.
Dwikorita menekankan, “Persiapan menghadapi musim hujan perlu menjadi prioritas bersama, terutama dalam mengelola risiko bencana.”
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga di sebut sebagai periode kritis.
BMKG menyarankan masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan memantau prakiraan cuaca secara berkala.
Menurut Dwikorita, langkah mitigasi perlu dilakukan secara terintegrasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mengurangi dampak buruk bencana,” ujarnya.
Prediksi ini menggunakan data meteorologi terkini dan pemodelan berbasis ilmiah.
Sebagai otoritas, BMKG memiliki tanggung jawab memberikan panduan akurat bagi publik untuk menghadapi cuaca ekstrem.
BMKG menekankan pentingnya edukasi masyarakat mengenai adaptasi perubahan iklim dan dampak cuaca ekstrem.
Melalui kampanye informasi, di harapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap.
Beberapa langkah praktis meliputi memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik, memeriksa kekokohan bangunan, serta mempersiapkan perlengkapan darurat.
Dwikorita menutup dengan ajakan agar semua pihak bersikap proaktif.
“Cuaca ekstrem bukan hal yang bisa di abaikan, tetapi dapat di atasi jika kita mempersiapkan diri dengan baik,” jelasnya.
Langkah pencegahan dan mitigasi di harapkan dapat meminimalkan kerugian material maupun korban jiwa selama periode puncak musim hujan ini.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News