Sulawesi Selatan, Gema Sumatra – Banjir besar melanda enam kecamatan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada akhir pekan lalu, mengakibatkan kerusakan signifikan dan gangguan lalu lintas.
Kejadian ini terjadi pada tanggal 21 Desember 2024, akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Banjir di sebabkan oleh meluapnya Bendungan Tabo-Tabo akibat tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Pangkep dalam beberapa hari terakhir.
Ketinggian air di beberapa area mencapai lebih dari satu meter, merendam rumah-rumah warga dan fasilitas umum.
Kondisi ini memaksa warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. BPBD Pangkep dan instansi terkait terus melakukan upaya penanganan.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Pangkep dengan daerah lain mengalami kemacetan parah hingga satu kilometer.
Ketinggian air mencapai 30 cm, menghalangi lalu lintas dan menyebabkan pengendara terjebak dalam kemacetan panjang.
Banyak kendaraan, terutama kendaraan roda dua, yang tidak dapat melintasi jalan yang tergenang, menyebabkan gangguan pada mobilitas warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep, bersama dengan tim SAR dan relawan, telah mendirikan dapur umum untuk memberikan bantuan kepada korban banjir.
Bantuan berupa makanan dan perlengkapan darurat juga terus di salurkan kepada warga yang terdampak.
Selain itu, tim evakuasi juga bekerja untuk menolong warga yang terjebak di rumah mereka akibat banjir.
Hingga saat ini, banjir masih merendam beberapa area, meskipun upaya penanganan terus di lakukan.
Warga di imbau untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari otoritas setempat.
Pemerintah daerah juga mengingatkan warga untuk berhati-hati terhadap potensi banjir susulan yang bisa terjadi, mengingat cuaca yang masih tidak menentu.
Banjir ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di wilayah rawan banjir seperti Pangkep.
Pemerintah daerah di harapkan lebih serius memperbaiki infrastruktur, terutama sistem pengendalian banjir, untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.
Beberapa wilayah di Pangkep masih menghadapi tantangan besar terkait sistem drainase yang buruk dan kemampuan bendungan dalam menampung air hujan yang sangat besar.
Kejadian banjir yang berulang di daerah ini menunjukkan bahwa masih ada celah dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang perlu segera di perbaiki.
Langkah penting adalah memperkuat sistem peringatan dini bencana untuk memberi informasi lebih awal kepada warga tentang potensi banjir.
Dengan adanya sistem yang lebih baik, masyarakat bisa lebih siap untuk menghadapinya, mengurangi risiko kerugian harta benda dan korban jiwa.
Selain itu, perbaikan saluran air, bendungan, dan pembangunan infrastruktur tahan banjir akan menjadi langkah krusial untuk mengatasi banjir di masa depan.
Pemerintah juga perlu mengimplementasikan kebijakan yang melibatkan masyarakat dalam upaya pengendalian banjir.
Misalnya, melibatkan warga dalam perawatan saluran air, pemeliharaan lingkungan, dan sosialisasi pentingnya kelestarian alam untuk mengurangi risiko bencana.
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penanaman pohon di daerah-daerah rawan longsor atau banjir bisa menjadi langkah preventif yang efektif.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat dan lembaga-lembaga non-pemerintah yang berfokus pada mitigasi bencana.
Koordinasi yang lebih baik antar pihak akan mempercepat penanggulangan bencana dan memastikan sumber daya di gunakan secara efisien.
Misalnya, dalam hal penyaluran bantuan, perlindungan sosial bagi korban, hingga pembenahan sistem transportasi yang terganggu akibat bencana.
Dengan upaya tersebut, di harapkan Pangkep dan daerah rawan banjir lainnya lebih siap menghadapi bencana dan mengurangi dampak buruknya.
Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan siap siaga dalam menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News