Aceh Utara, Gema Sumatra – Tanggul irigasi di Desa Krueng Seupeng, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, yang baru selesai di bangun pada 2023 dengan biaya Rp 2 miliar, mengalami ambles sepanjang 44 meter.
Amblesnya tanggul ini telah merusak jalan desa dan mengancam potensi banjir yang bisa menenggelamkan rumah-rumah warga.
Mahmuddin, penjabat kepala desa setempat, mengungkapkan bahwa masalah ini terjadi sejak 21 September 2024 dan terus memburuk.
Jalan utama desa ikut ambles, dan jika tidak segera di perbaiki, desa tersebut bisa terisolasi.
Warga desa sudah melaporkan masalah ini ke pihak kecamatan, namun sampai saat ini perbaikan belum dilakukan.
Mahmuddin meminta Bupati Aceh Utara, Mahyuzar, untuk segera bertindak.
Menurutnya, jika di biarkan, kerusakan tanggul bisa semakin parah dan mengancam keselamatan warga, terutama saat musim hujan yang berpotensi mendatangkan banjir.
Ia menambahkan bahwa kondisi tanggul yang ambles juga memengaruhi aksesibilitas dan ekonomi warga, karena jalan utama yang terhubung ke desa-desa tetangga ikut rusak.
Selain itu, warga lainnya, Muhammad, menyuarakan kekhawatiran yang sama.
Ia mendesak pemerintah segera memperbaiki tanggul sebelum bencana yang lebih besar terjadi.
Dia menekankan bahwa pemerintah harus segera bertindak cepat agar desa tidak terjebak dalam bencana yang bisa dihindari.
Ia menambahkan, warga sangat cemas akan keselamatan rumah mereka yang berada dekat dengan tanggul.
Kondisi ini menjadi semakin mengkhawatirkan karena wilayah Aceh Utara rentan terhadap banjir, terutama saat curah hujan tinggi.
Tanggul ini seharusnya menjadi perlindungan utama desa dari banjir, namun amblesnya struktur membuatnya justru menjadi ancaman.
Warga juga menyoroti bahwa anggaran besar yang telah di keluarkan seolah tidak sebanding dengan kualitas konstruksi tanggul tersebut.
Kasus ini mengingatkan pada proyek-proyek infrastruktur lain di Aceh yang kerap mengalami kerusakan meski baru di bangun.
Warga meminta pihak berwenang memperbaiki tanggul sekaligus mengevaluasi proyek-proyek yang ada.
Mereka mendesak adanya transparansi dalam penggunaan anggaran pembangunan agar tidak terjadi hal serupa di masa depan.
Mahmuddin juga menegaskan bahwa pemerintah daerah perlu meninjau ulang kontraktor yang mengerjakan proyek ini.
Ia meminta pihak yang kompeten dan bertanggung jawab segera memperbaiki tanggul, bukan sekadar melakukan tambal sulam yang tidak efektif dalam menyelesaikan masalah.
Warga desa saat ini hanya bisa berharap agar ada solusi cepat sebelum kondisi semakin memburuk dan banjir datang.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.