Siswa SD Banda Aceh Meninggal Akibat Reruntuhan Plafon

Angin Kencang Menyebabkan Tragedi

Ket foto: SDN 2 Banda Aceh (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)
Ket foto: SDN 2 Banda Aceh (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)

Banda Aceh, Gema Sumatra – Angin kencang yang terjadi di Banda Aceh pada 18 September 2024 menyebabkan insiden tragis di SDN 62 Banda Aceh.

Saat para siswa sedang di arahkan kembali ke kelas setelah peringatan adanya cuaca buruk, sebagian plafon di lantai dua sekolah tersebut runtuh.

Reruntuhan plafon itu menimpa tiga siswa yang sedang berada di dalam antrean untuk masuk kelas.

Kejadian ini begitu cepat dan tak terduga.

Syakir Arkan, salah satu siswa yang tertimpa reruntuhan, mengalami luka parah di bagian kepala dan tidak dapat di selamatkan.

Ia meninggal di lokasi kejadian, sementara dua siswa lainnya mengalami cedera serius.

Korban lain yang juga terkena reruntuhan mengalami patah tulang dan segera di larikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

Lihat Juga:  Transformasi Ekonomi Petani dengan Melejitnya Harga Sawit di Aceh Singkil

Pihak sekolah langsung menghubungi orang tua para korban, sementara tenaga medis segera dipanggil untuk memberikan pertolongan pertama.

Peristiwa ini mengguncang pihak sekolah dan keluarga para korban, yang tak menyangka tragedi ini akan terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Kejadian ini menimbulkan perhatian besar dari masyarakat, terutama karena cuaca ekstrem yang semakin sering melanda wilayah tersebut.

BMKG telah memperingatkan bahwa Banda Aceh dan sekitarnya diprediksi akan mengalami angin kencang dan hujan dalam beberapa hari mendatang.

Namun, kejadian ini tetap tak terhindarkan, dan upaya untuk menyelamatkan para siswa berjalan dramatis di tengah kondisi yang memburuk.

Banyak pihak yang mulai mempertanyakan kondisi infrastruktur sekolah di wilayah yang rawan bencana alam seperti Banda Aceh.

Lihat Juga:  Perkembangan Sepak Bola Aceh Prestasi dan Tantangan di Tahun 2024

Kualitas bangunan sekolah, terutama pada bagian atap dan plafon, menjadi sorotan utama karena sering kali tidak cukup kuat untuk menahan angin kencang atau bencana alam lainnya.

Pihak sekolah dan pemerintah daerah segera melakukan audit terhadap bangunan sekolah di wilayah tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Dalam suasana duka, sekolah mengadakan doa bersama untuk mendoakan para korban dan memberikan dukungan moral kepada keluarga mereka.

Para siswa, guru, dan staf sekolah masih berusaha memulihkan diri dari trauma yang di timbulkan oleh insiden tersebut.

Pemerintah daerah setempat juga sudah memberikan santunan kepada keluarga korban, serta menjanjikan perbaikan segera terhadap bangunan sekolah yang rusak.

Lihat Juga:  Kecelakaan Maut di Bireuen, Marwan Tewas Tabrak Dump Truk

Kejadian ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapan dan penanggulangan bencana, terutama di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi para siswa.

Selain itu, evaluasi terhadap kualitas infrastruktur di sekolah-sekolah di wilayah rawan bencana harus segera dilakukan demi keselamatan generasi penerus bangsa.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *