Rara Pawang Hujan Memicu Kontroversi, Stadion Harapan Bangsa

Kontroversi Terkait Pawang Hujan di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh

Ket foto: Rara Istiati Wulandari (Sumber foto: Instagram/rarapawang_cahayatarot)
Ket foto: Rara Istiati Wulandari (Sumber foto: Instagram/rarapawang_cahayatarot)

Banda Aceh, 28 Agustus 2024 – Video yang menampilkan sosok Rara Istiati Wulandari mengejutkan masyarakat Aceh setelah viral di media sosial.

Mbak Rara berperan sebagai pawang hujan di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh.

Dengan video berdurasi 27 detik ini menunjukkan Rara berjalan di tepi stadion sambil memegang dupa dan menadahkan kepala ke langit.

Rekaman tersebut dengan cepat menyebar ke berbagai akun media sosial, mengundang perhatian luas dari netizen.

Banyak dari mereka menilai tindakan Rara sebagai pelanggaran terhadap prinsip syariat Islam yang diterapkan di Aceh.

Di media sosial, sejumlah komentar menunjukkan ketidakpuasan dan kekhawatiran mengenai penerimaan praktik-praktik seperti itu di tengah regulasi agama yang ketat.

Lihat Juga:  Mengenal Kata Kasar dalam Bahasa Aceh Beserta Artinya

Menanggapi kejadian ini, Pengurus Besar (PB) PON XXI 2024 wilayah Aceh mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan penyesalan mereka terhadap insiden tersebut.

Mereka mengklaim bahwa pihak mereka tidak mengundang atau mendatangkan pawang hujan tersebut.

PB PON Aceh menegaskan bahwa mereka saat ini sedang berkoordinasi untuk mencari tahu pihak yang bertanggung jawab dalam mendatangkan pawang hujan tersebut.

“Kami dari PB PON Aceh sangat menyesal atas kejadian ini. Keberadaan pawang hujan jelas bertentangan dengan regulasi yang ada di Aceh, yang mengedepankan syariat Islam,” ujar perwakilan PB PON Aceh.

Mereka juga menegaskan bahwa acara yang melibatkan pawang hujan itu tidak memiliki hubungan dengan kegiatan resmi yang mereka selenggarakan.

Lihat Juga:  Aceh Terdampak Pemadaman Listrik Akibat Masalah Transmisi

Kontroversi ini memicu perdebatan lebih luas tentang cara masyarakat menghadapi tradisi dan praktik budaya dalam konteks regulasi syariat.

Banyak pihak berpendapat bahwa harus ada batasan yang jelas untuk menjaga keselarasan antara kebudayaan lokal dan aturan agama.

PB PON Aceh berkomitmen untuk memastikan bahwa peristiwa seperti ini tidak terulang di masa depan.

Oleh karena itu, PB PON Aceh akan memantau setiap kegiatan yang berlangsung di wilayah mereka dengan seksama.

Selain itu, PB PON Aceh akan memperkuat koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan semua acara yang berlangsung sesuai dengan regulasi dan nilai-nilai yang dianut

Dengan langkah-langkah tersebut, PB PON Aceh akan mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan keselarasan antara kebudayaan lokal serta aturan agama tetap terjaga

Lihat Juga:  Kontroversi Hubungan Antara Masyarakat Aceh dan Jepang: Penyebab Ketidakcocokan?

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *