Banda Aceh, Gema Sumatra – Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) akan membersihkan makam peninggalan Kesultanan Aceh di Gampong Lambung.
Mereka merencanakan kegiatan ini pada Minggu, 29 September 2024.
Pembersihan ini bertujuan untuk melestarikan situs bersejarah.
Kegiatan ini di jadwalkan berlangsung pada hari Minggu, 29 September 2024.
Pembersihan dan penataan ini bertujuan untuk merawat dan melestarikan warisan sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Aceh.
Ketua Mapesa Aceh, Mizwar Mahdi Al Asyi, mengungkapkan bahwa belasan nisan yang terdapat di lokasi tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-18 Masehi.
Dia menduga situs ini merupakan makam kerabat kesultanan Aceh.
Tokoh kerajaan seperti Sultan Ahmad, Sultan Mahmud, dan Sultan Johan pernah berkuasa pada periode 1700 hingga 1800-an.
Dalam sejarah Aceh, tokoh-tokoh ini memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan budaya dan politik di daerah tersebut.
“Kaligrafi pada nisan belum di temukan karena masih tertimbun, tetapi dari model batu nisan tersebut, kita dapat memperkirakan bahwa nisan-nisan ini berasal dari abad ke-18.
Saat ini ada belasan nisan di lokasi, dan kita berhasil menegakkan kembali tiga nisan yang menghadap ke kiblat dan berjajar konsisten,” ungkap Mizwar pada Sabtu, 28 September 2024.
Penegakan kembali nisan-nisan tersebut merupakan langkah awal untuk menjaga integritas situs sejarah ini.
Kegiatan Meusuraya ini terbuka untuk umum, dengan tujuan pelestarian dan sosialisasi kepada masyarakat.
Mizwar menegaskan pentingnya aksi kolektif menjaga situs sejarah Aceh.
Banyak makam kerajaan terancam pembangunan gedung baru.
Kawasan Lambung juga di rencanakan untuk pembangunan.
Keberadaan situs ini memberikan informasi berharga tentang sejarah dan kebudayaan Aceh yang harus di jaga.
Dalam upaya tersebut, Mapesa juga melibatkan masyarakat setempat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Mereka berharap, melalui partisipasi masyarakat, kesadaran akan pentingnya menjaga warisan sejarah dapat meningkat.
Mapesa juga berencana untuk mengadakan acara sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian situs sejarah dan dampaknya terhadap identitas budaya Aceh.
Melalui pembersihan dan penataan ini, Mapesa berharap agar situs sejarah di lokasi tersebut dapat dilindungi dan dipelihara untuk generasi mendatang.
Kegiatan ini bukan hanya tentang melestarikan sejarah, tetapi juga tentang memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya yang ada.
Pelestarian di Gampong Lambung menunjukkan kolaborasi masyarakat dalam merawat sejarah.
Kegiatan ini menjadi contoh penting menjaga warisan budaya bersama.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.