Aceh, 30 Agustus 2024 – Pada 29 Agustus 2024, aparat mengamankan 16 mahasiswa yang menggelar aksi protes di depan Gedung DPR Aceh.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB tersebut melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Aceh, dan berakhir dengan ketegangan yang memuncak.
Kepala Seksi Humas Mapolresta Banda Aceh, Trisna Junaidi, mengonfirmasi bahwa aparat tidak menangkap 16 mahasiswa, melainkan mengamankan mereka untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Benar, kami amankan 16 mahasiswa untuk meminta keterangan lebih lanjut,” ujar Trisna Junaidi dalam keterangan resmi kepada Rakyat Aceh pada Kamis malam.
Pernyataan ini mengklarifikasi bahwa tidak ada penangkapan, melainkan tindakan untuk mencari informasi tambahan terkait aksi tersebut.
Sebelum klarifikasi tersebut, informasi beredar bahwa aparat menangkap mahasiswa aksi dengan tuduhan anarkis dan melawan.
Aksi protes di luar gedung DPR Aceh memanas saat polisi mulai membubarkan massa sekitar pukul 18.00 WIB.
Terjadi bentrokan fisik antara mahasiswa dan aparat, yang memicu respon represif dari pihak keamanan.
Mahasiswa dari berbagai kampus mengemukakan beberapa tuntutan mendesak dalam aksi tersebut.
Mereka meminta agar pihak berwenang segera membebaskan mahasiswa yang diamankan tanpa syarat.
Selain itu, mahasiswa mengutuk keras tindakan represif kepolisian yang melanggar hak sipil dan demokrasi.
Mereka juga meminta agar Kapolda Aceh mencopot Kapolresta Banda Aceh dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan represif yang terjadi.
Dalam pernyataan resminya, Mahasiswa mengajak rakyat Aceh dan kelompok besar bergabung dalam Front Rakyat Menggugat untuk melawan ketidakadilan.
Selain itu, mereka mengimbau semua golongan untuk bersatu dan bergerak bersama dalam memperjuangkan keadilan serta menolak segala bentuk penindasan.
Situasi ini menjadi sorotan utama di media sosial dan grup WhatsApp jurnalis, menandakan besarnya perhatian publik terhadap dinamika politik dan sosial di Aceh.
Aksi mahasiswa tersebut menggambarkan kekuatan suara generasi muda dalam menuntut perubahan dan keadilan di tengah ketegangan politik yang ada.
Tindakan represif ini meningkatkan ketegangan antara aparat dan kelompok protes, mencerminkan ketidakpuasan mendalam masyarakat Aceh terhadap situasi politik dan sosial.
Artikel ini mencerminkan situasi terkini dan memberikan wawasan tentang bagaimana ketegangan sosial dapat memengaruhi hubungan antara aparat keamanan dan masyarakat.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.