116 Imigran Rohingya Terdampar di Aceh Timur

Kapal Nyaris Tenggelam, Diselamatkan Nelayan

Ket foto: Imigran Rohingya Terdampar lagi di Aceh Timur (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)
Ket foto: Imigran Rohingya Terdampar lagi di Aceh Timur (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)

Aceh Timur, Gema Sumatra – Sebanyak 116 imigran etnis Rohingya terdampar di Kuala Ujung Perling, Desa Paya Peulawi, Kecamatan Bireuem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (30/11) dini hari.

Kapal motor mereka rusak dan hampir tenggelam di tengah laut sebelum diselamatkan nelayan setempat.

Syamsul Bahri, Kepala Bidang Politik, Pemerintahan, dan Keamanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur, mengungkapkan bahwa mereka ditemukan pada pukul 03.00 WIB dalam kondisi lemah dan membutuhkan bantuan.

Para imigran tersebut terdiri dari 32 pria dewasa, 46 wanita dewasa, 15 anak laki-laki, dan 23 anak perempuan.

“Mereka di selamatkan setelah kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Beruntung nelayan cepat bertindak,” kata Syamsul. Saat ini, mereka telah menerima bantuan darurat, termasuk makanan dan tempat penampungan sementara.

Lihat Juga:  Warga Aceh Timur Diculik Karena Utang Rp370 Juta

Bantuan kemanusiaan di koordinasikan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).

Organisasi ini memberikan dukungan berupa logistik dan perlindungan dasar untuk memastikan kebutuhan para imigran terpenuhi.

Namun, lokasi penampungan sementara yang berada di lapangan terbuka memunculkan kekhawatiran.

“Kami berharap pemerintah dapat menyediakan tempat yang lebih layak,” tambah Syamsul.

Sementara itu, sebanyak 47 pengungsi Rohingya lainnya masih bertahan di Desa Seunebok Rawang, Aceh Timur.

Mereka adalah bagian dari 230 imigran yang mendarat pada awal tahun ini.

Sebagian besar telah melarikan diri atau di pindahkan ke tempat lain.

Keberadaan mereka menjadi perhatian karena banyak yang membutuhkan penanganan medis atau perlindungan khusus.

Lihat Juga:  Dua Pria di Aceh Ditangkap Jual Organ Satwa Dilindungi

“Pihak berwenang bersama IOM terus memantau kondisi mereka,” jelas Syamsul.

Situasi ini menambah tantangan bagi masyarakat Aceh, yang telah beberapa kali menjadi lokasi pendaratan para pengungsi Rohingya.

Sejak beberapa tahun terakhir, Aceh menjadi salah satu tujuan utama para imigran yang melarikan diri dari konflik dan penganiayaan di Myanmar.

Pengamat migrasi, Dr. Nurhayati dari Universitas Syiah Kuala, menilai bahwa fenomena ini adalah hasil dari kegagalan regional dalam memberikan solusi permanen bagi krisis Rohingya.

“Dukungan internasional harus lebih konkret untuk memastikan pengungsi ini tidak terus-menerus terjebak dalam siklus penderitaan,” katanya.

Dengan meningkatnya frekuensi kedatangan pengungsi, pemerintah lokal, nasional, dan komunitas internasional di harapkan dapat bekerja sama.

Lihat Juga:  Oknum Karyawan BSI Gelapkan Dana Nasabah Rp700 Juta

Langkah ini penting untuk memberikan solusi yang adil dan manusiawi bagi mereka yang mencari perlindungan dari kondisi sulit di negara asal mereka.

Komitmen ini menjadi ujian solidaritas kemanusiaan di tengah dinamika politik yang kompleks.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *